Ads 468x60px

Friday, April 20, 2012

Calonarang story


Tari Calonarang dari daerah Bali. Tari ini mengisahkan rangkaian peristiwa yang terjadi pada zaman pemerintahan Prabu Erlangga di Kahuripan (Jawa Timur) pada abad IX. Ia menceritakan perbuatan si janda sakti dan guru ilmu hitam dari Dirah bernama Calonarang yang menyerang kerajaan Daha yang menyebakan jatuhnya banyak korban jiwa manusia tak berdosa. Untuk menghentikan perbuatan janda berputrikan Ratna Mangali ini, Prabu Erlangga minta bantuan kepada seorang brahmana dari Lemah Tulis bernama Empu Bharadah, yang dengan kekuatan ilmu putihnya berhasil mengalahkan Calonarang. Adapun bagian-bagian cerita Calonarang yang lazim dipentaskan adalah: Katundung Ratna Mangali, Iyeg Rarung, Kautus Empu Bahula, dan Pangesengan Baingin. Masyarakat Bali juga memasukkan cerita Balian Batur, Basur, Sudarsana, Patih Prabangsa, dan Dayu Datu, yang sedikit banyak menyangkut ilmu hitam, sebagai lakon Pa-calonarang-an.



Pengertian Tari Calon Arang


Sendratari Calonarang adalah salah satu kesenian Bali yang termasuk dalam katagori kesenian untuk kepentingan ritual yang sakral (wali) tentu saja tidak setiap saat dipentaskan, biasanya pada saat-saat tertentu saja sebagai sarana untuk "melukat" (membersihkan desa). Desa adat Kuta, setiap tahunnya selalu mengadakan pertunjukan ini menjelang odalan pura dalem desa tersebut. untuk wilayah Desa Adat Kuta, kegiatan ini dimulai dari setra adat (kuburan umum) yang letaknya dekat hotel Paradiso dan puncaknya diselenggarakan di depan/pertigaan pasar Kuta.

Sejarah Tari Calon Arang


Dramatari ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu hitam maupun ilmu putih, dikenal dengan Pangiwa/Pangleyakan dan Panengen. Lakon-lakon yang ditampilkan pada umumnya berakar dari cerita Calonarang, sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada abad ke IX. Karena pada beberapa bagian dari pertunjukannya menampilkan adegan adu kekuatan dan kekebalan (memperagakan adegan kematian bangke-bangkean, menusuk rangda dengan senjata tajam secara bebas) maka Calonarang sering dianggap sebagai pertunjukan adu kesaktian (batin). Dramatari ini pada intinya merupakan perpaduan dari tiga unsur penting, yakni Babarongan diwakili oleh Barong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras (Pandung) dan Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya (murid-murid). Tokoh penting lainnya dari dramatari ini adalah Matah Gede dan Bondres.

Perkembangan Tari Calon Arang
Dramatari Calonarang, yang hingga kini masih tetap digemari oleh masyarakat Bali, kini telah berkembang menjadi tiga varian: Calonarang Klasik, Calonarang Prembon, dan Calonarang Anyar. Ketiganya masih tetap menampilkan lakon-lakon yang berkaitan dengan masalah ilmu hitam (pangeliyakan), masing-masing varian menyajikan lakon Calonarang menggunakan berbagai elemen-elemen seni, dengan struktur pertunjukan serta fokus estetik yang berbeda-beda.
Calonarang Klasik, yang diperkirakan muncul sekitar akhir abad XIX di daerah Gianyar Barat (Batubulan, Singapadu, Sukawati), dibentuk oleh unsur-unsur Bebarongan, Pegambuhan, dan Palegongan (tiga jenis seni pertunjukan klasik yang berkembang baik di Kabupaten Gianyar). Unsur Babarongan diwakili oleh barong ket, rangda, dan celuluk; Pegambuhan oleh condong, putri, patih manis (Panji) dan patih keras (Pandung); dan Palegongan oleh sisia-sisia. Peran-peran penting lainnya yang lahir dari dramatari ini sendiri adalah matah gede (wanita tua) dan bondres (orang-orang desa yang berwatak lucu).

Pertunjukan Calonarang Klasik (seperti yang ada di Desa Singapadu, Batubulan, Sukawati, dan sekitarnya) mencakup tiga bagian: pembukaan (pategak), sajian tari dan drama (paigelan), dan penutup (panyuwud). Bagian paigelan masih bisa dipisahkan menjadi dua: tarian lepas (pangelembar) dan tarian berlakon (lampahan). Untuk mengawali pertunjukan, biasanya dimainkan tabuh pategak. Perubahan wajah pertunjukan Calonarang di Bali akhir-akhir ini menarik untuk disimak. Belakangan ini dramatari Calonarang, termasuk kesenian lainnya yang sejenis seperti Wayang Calonarang, Arja Calonarang (Basur), cederung menjadi semakin garang dan menantang dengan ditonjolkannya adegan-adegan yang memperlihatkan pameran kekebalan dan kekuatan batin.

Semakin digemarinya unsur pameran ilmu kekebalan seperti ini tampaknya terkait erat dengan kondisi sosial masyarakat kita dewasa ini yang cepat beringas, emosional, dan suka pamer kekuatan dan kekuasaan serta dengan pongah menghalalkan segala macam cara, sekalipun harus mengabaikan ajaran-ajaran agama, untuk mencapai suatu tujuan.< suatu mencapai untuk agama, ajaran-ajaran mengabaikan harus sekalipun cara, macam segala menghalalkan pongah dengan serta kekuasaan dan kekuatan pamer suka emosional, beringas, cepat yang ini dewasa kita masyarakat sosial kondisi erat terkait tampaknya seperti kekebalan ilmu pameran unsur digemarinya Semakin batin. memperlihatkan adegan-adegan ditonjolkannya menantang garang semakin menjadi cederung (Basur), Calonarang Arja Calonarang, Wayang sejenis lainnya kesenian termasuk dramatari Belakangan disimak. menarik akhir-akhir Bali di pertunjukan.

Alat Musik Pengiring
Pertunjukan Calonarang bisa diiringi dengan Gamelan Semar Pagulingan, Bebarongan, maupun Gong Kebyar.
Sebagai pengiring pertunjukan Calonarang ini digunakan gamelan (Semarandana), yang ditambah dengan keyboard, gitar, dan jembe. Di sela-sela pertunjukan terdengar sound effect yang dimainkan dengan keyboard.

Tempat Pertunjukan Tari Calon Arang
Dari segi tempat pementasan, pertunjukan Calonarang biasanya dilakukan dekat kuburan (Pura Dalem) dan arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi (trajangan atau tingga) dan pohon pepaya.

Jenis Tari Calon Arang
Calonarang Prembon pada intinya adalah dramatari Calonarang campuran (per-imbuh-an) yang memadukan elemen-elemen seni pertunjukan Bebarongan, Pegambuhan, Palegongan, dan Paarjaan. Peran-peran Paarjaan yang dimasukkan ke dalam Calonarang meliputi: inya, galuh, mantri manis, dan mantri buduh. Dalam pertunjukan dramatari Calonarang Prembon terjadi dialog antara peran-peran yang memakai dialog Pagambuhan dan yang memakai dialog bertembang (magending) seperti dalam Arja. Secara umum, struktur pertunjukan Calonarang Prembon tidak jauh berbeda dengan, bahkan dapat dikatakan mengikuti Calonarang Klasik.
Calonarang Anyar (Kontemporer) adalah bentuk perkembangan dramatari Calonarang yang paling baru. Grup yang mengawali pertunjukan dramatari Calonarang dengan struktur yang berbeda dengan kedua bentuk Calonarang yang disebutkan di depan adalah Gazes Denpasar melalui dua kali pertunjukannya selama dua bulan terakhir ini di Panggung Ardha Candra, Taman Budaya Denpasar (pada tahun 2003).

Seperti yang terlihat dalam pementasan dengan "Balian Batur" pada bulan Oktober dan November yang lalu, dramatari Calonarang Anyar pada dasarnya adalah sebuah tontonan multimedia dan sajian seni drama yang melakonkan kisah Calonarang atau yang sejenisnya, secara kolosal, dengan memadukan berbagai media yang antara lain diambil dari Calonarang Klasik, Wayang Listrik, seni Ogoh-ogoh, Wayang Kulit Calonarang, tari Kontemporer, dan pameran seni pangeliyakan.

Pertunjukan Tari Calon Arang
Ada beberapa jenis seni pertunjukan tradisional Bali yang dapat dimasukkan ke dalam seni Pacalonarangan karena memainkan lakon Calonarang atau yang sejenisnya. Bisa disebut antara lain: Barong Ket Calonarang, Wayang Kulit Calonarang, Legong Keraton Sudarsana, Joged Pingitan Calonarang, Andir Patih Prabangsa, dan Arja Basur. Belakangan ini drama Gong dan Gambuh juga memainkan lakon-lakon Calonarang atau yang sejenisnya. Dikarenakan dalam pertunjukan kesenian-kesenian ini tokoh rangda (dan juga barong) memegang peranan penting; dan dalam setiap pertunjukan Calonarang selalu ditampilkan adegan adu kekuatan batin, maka muncul suatu kesan bahwa semua seni pertunjukan Bali yang menampilkan rangda adalah Calonarang, dan setiap pertunjukan Calonarang adalah ajang pameran adu kekebalan dari orang-orang sakti.

Wajah pertunjukan Calonarang (Klasik, Prembon, Kontemporer) telah berubah menjadi suatu pertunjukan horor yang meneror penonton dengan adegan-adegan yang berisikan ilmu kekebalan. Sesungguhnya hal ini sudah ada sejak dahulu, namun dalam sepuluh tahun terakhir ini menjadi satu unsur pertunjukan yang semakin diutamakan.
Adegan ngundang-ngundang seperti ini adalah suatu hal yang sudah biasa dalam pertunjukan Wayang Kulit Calonarang.

Beberapa dalang Wayang Kulit Calonarang menjadikan bagian ngundang-ngundang liyak ini sebagai salah satu elemen pertunjukan yang sangat ditonjolkan sekaligus sebagai daya tarik. Pada bagian ini si dalang secara terbuka dan terang-terangan menyebutkan "identitas" orang-orang yang mempunyai dan mempraktikkan ilmu hitam, tempat di mana yang bersangkutan memperoleh kesaktian tersebut, tingkat kemampuan orang tersebut, kadang-kadang dengan menyebutkan harga dari sabuk pengeliyakan yang dimiliki seseorang. Gelombang pasangnya popularitas pertunjukan Calonarang dengan pameran ilmu kakebalannya mengingatkan kita akan gelombang pasang popularitas kesenian Janger di Bali, dengan berbagai provokasi politiknya pada pertengahan tahun

Sendratari Calonarang adalah salah satu kesenian Bali yang termasuk dalam katagori kesenian untuk kepentingan ritual yang sakral (wali) tentu saja tidak setiap saat dipentaskan, biasanya pada saat-saat tertentu saja sebagai sarana untuk "melukat" (membersihkan desa). Desa adat Kuta, setiap tahunnya selalu mengadakan pertunjukan ini menjelang odalan pura dalem desa tersebut. untuk wilayah Desa Adat Kuta, kegiatan ini dimulai dari setra adat (kuburan umum) yang letaknya dekat hotel Paradiso dan puncaknya diselenggarakan di depan/pertigaan pasar Kuta.
Pertunjukan "Tari Barong" yang sering dipentaskan untuk umum sebagai sarana pentas (balih-balihan) memiliki beberapa unsur yang hampir menyerupai sendratari Calonarang, namun nilai sakralnya yang berkurang.

Setelah mengetahui tentang tari Calonarang diharapkan kita semua khususnya generasi muda senantiasa melestarikan tari Calonarang agar tidak tenggelam. Sebagai generasi muda kita harus lebih mengenal tentang seni dan kebudayaan, baik seni tradisional maupun seni modern. Karena pada saat ini kita sebagai generasi muda dituntut ikut serta aktif dalam perkembangan dunia yang semakin pesat. Untuk itu kita sebagai generasi muda harus tetap menjaga keaslian dari seni dan budaya itu sendiri.

Category Article 

I find myself in an interesting role as a Kindergarten teacher. I am part mother and caretaker to 23 little people and part commander of a hoard of children that will do whatever I instruct them to. So just like Spiderman, with great power comes great responsibility: I nurture and care for them, and they believe everything I say to be the absolute truth. Sometimes I do a good job with my role, and others times I wonder if parents should really leave their children with me for 10 hours a day. Here is are glimpses of both the mother-ish side of my job, and the power-wielding side.

Mother Skattebo-
When you open up the average purse of a 24-year-old, the contents would be fairly similar: lip gloss, lotion, wallet, phone, etc.
The contents of my purse are that of a 40-year-old mother. This didn't really hit me until I was at my church small group with all "non-teachers." I reached into my bag to grab a pen, and instead grabbed a bag with 2 big, unwashed carrots. This had been a teacher gift from one of my sweet little boys that barely speaks English. He had handed the carrots to me that morning without any explanation. Apparently most people don't carry carrots in their purses because I had a lot of explaining to do at my small group. The current contents of my purse are a toy car, a Crayola marker, a strawberry shortcake rubber stamp, a couple crayons, some cutouts and drawings from my students, and some buttons- mostly confiscated items that have yet to be returned...
I also have been know to show up at gatherings with paperclips in my hair, paint on my pants, yarn around my waist instead of a belt (maybe that's just a Katie thing and not a mother thing...), home-made pins on my shirt, and teachery necklaces and other festive garb on. The worst was when I jokingly wore an ugly Thanksgiving sweater to work and everyone just complimented it instead of realizing it was a joke. My reality has become something I would otherwise poke fun of! Yikes!

All-Knowing and Powerful Skattebo-
Right before Christmas break, we took the Kindergartners to the Children's Museum of Houston. When we got back to school, my kids were quietly journaling at their seats when the power went out. A unified gasp rose up as my kids all looked to me for the reason behind the loss of light. "It's OK guys, the power just went out," I said trying to minimize the event.
"Well, can you try to make it come back on?" they asked.
It may have been the lack of sleep that week or just a general weirdness that comes with hanging around 5-year-olds all day that caused me to do the following, but for some reason, I decided to have a little fun with the request.
I threw my arms up in the air towards the lights and yelled, "Lights! Please come back on!!" and then proceeded to make a high pitched turkey-like noise as I wiggled my fingers. As soon as I stopped my performance, the lights in our classroom literally faded back on! I was just as surprised by this coincidence as my students were. "You're magic!!!" they all squealed with delight.
"Yeah, now sit down or I'll make you disappear!" (Like I said, some times I use my position better than at other times...) They happily got back to work, now thinking that their Kindergarten teacher not only knows everything but has magical powers too. Who am I to tell them otherwise?!?

is a tourist areas in Bali that abstinence to be missed. Ubud Bali is a famous place. Many of us who not yet visiting Ubud will wondering, what’s in Ubud? What makes this area very special?
Ubud Bali has many uniqueness. This cool area is a region that located in Gianyar regency. Ubud is consist of hills, paddy field, and Bali forest that still left naturally, the beauty charm that not easy to be missed. Are these natural charm is the only attraction of Ubud? Of course not because there are many more attraction offer by the region.
The other attractive and the most famous thing in Ubud is its art. Tourists can visit art galleries in Ubud to simply enjoy the beautiful paintings, or even buy one of these artworks. At night, arts performing like music and Bali dance can be enjoyed in every village corner. Tired of traveling around Ubud, tourists can stay in Ubud hotel. You can find most of these hotel Ubud around Nyuh Kuning street. This location is very easy to find. Some of the best hotels and accommodations at Ubud namely Royal Kamuela VillaVilla Cempaka HotelPertiwi Resorts And SpaAlas Petulu Cottages, and Yulia Village Inn Hotel.
bali ubudTired traveling, you can enjoy the spa ubud. In Ubud, many hotels also providing spa facilities that comfortable enough to restore your freshness before traveled to all corners of Ubud again. You can visit the Museum Rudana too, more than 400 paintings and sculptures by artists from Bali at there.
Puri Lukisan museum also an interesting place to visit. Various artworks, both painting and bali carving can be found in this museum. The artworks of local and foreign artists such as Rudolf Bonnet (settled in Bali) and of Walter Spies can be enjoyed in this museum. If you want to see the relics of the Ubud kingdom, you can visit the Puri Agung Ubud. Wanara wana and Pura Dalem Padangtegal are pretty good place too. This Bali temple will show us the beauty of an ornamental castle design with Balinese theme.
Read counter: 1953
Most popular search terms to this post: whats in ubud, ubud bali, ubud bali attractions, art centre bali, pertiwi ubud.
Like this? Please vote this article:
I happened to find out your post by accident in Google.Where by did you got all the information from? I mean WOW, you got rocking information about Bali. I like it really educational.Can’t wait for your future articles about bali beach.. ;) 


Apa saja BUDAYA DAN SENI BALI.







Apa saja Budaya dan Seni di Pulau BALI. 
Budaya dan agama masyarakat  atau leluhur orang Bali adalah budaya agama Hindu Bali yang unik   namun agama Hindu mereka berbeda dari agama Hindu dari India.Menyembah Tritunggal agama Hindu Bali adalah dewa Brahma sang pencipta, Siwa dewa perusak dan Wisnu pemelihara, yang dipandang sebagai manifestasi dari Tuhan Maha Sanghyang Widhi. dewa India lainnya seperti Ganesha (gajah berkepala dewa) Dewi Saraswati sebgai dewi pengetahuan juga ada, kita juga akan melihat banyak tempat suci dan juga  banyak dewa dan roh yang unik di Bali. Budaya orang Bali sangat percaya pada alam gaib dan kekuatan roh, dan sebagian besar kepercayaan mereka didasarkan pada hal ini. Mereka percaya bahwa roh-roh yang baik tinggal di pegunungan / hutan sedangkan  lautan merupakan rumah bagi setan dan raksasa. Kebanyakan desa memiliki setidaknya tiga candi utama, yaitu: (1) 'kuil asal' Pura Puseh,  (2) Pura Desa, atau kuil desa biasanya ditemukan di tengah, dan (3) Pura Dalem, atau pura orang yang meninggal selaras dengan laut dan didedikasikan untuk roh-roh orang mati. Selain dari 'PURA DESA', hampir setiap rumah memiliki pura atau tempat suci sendiri. Beberapa candi besar, misalnya, Pura Goa Lawah,Pura Uluwatu dan Pura Besakih atau disebut juga ibu dari seluruh pura di BALI terletak di lereng Gunung Agung, yang dinilai sangat penting bagi orang-orang dari seluruh Bali  untuk sembahyang ke sana .Persembahan merupakan hal yang penting dalam budaya kehidupan Bali saat mereka menenangkan roh dan rasa syukur kepada Hyang Widhi sehingga dengan demikian akan membawa kemakmuran dan kesehatan  bagi seluruh keluarga.Setiap hari sebagai rasa syukur kepada Tuhan ,dipersembahkan  (canang sari) berisi makanan , bunga, rokok dan uang, ditempatkan di tempat suci, di kuil-kuil, rumah-rumah, di halaman luar dan toko-toko, dan bahkan di persimpangan jalan .Upacara besar lain adalah kesempatan besar untuk menyenangkan para dewa.Dalam budaya Bali para wanita menyiapkan sajian besar, indah ditata, susunan piramida makanan, buah dan bunga di kepala mereka dimana disaat lain para pria melakukan suatu pengorbanan darah melalui sabung ayam . Ada tarian tradisional dan musik untuk para dewa yang diundang datang  bergabung dalam perayaan.Upacara besar biasanya sangat menarik dan meriah.
Buday dan seni Bali adalah titik pusat budaya ,seni dan tradisi. Bali memiliki kapasitas alami untuk menyerap unsur-unsur budaya yang berbeda dengan perpaduan budaya bali  sendiri, untuk menghasilkan tradisi budaya bali baru yang dinamis. Selama bertahun-tahun, budaya dan seni Bali telah menjadi penerima banyak pengaruh luar yaitu, Cina, Budha, India, Hindu, Jawa, dan yang terbaru, Barat. Selama berabad-abad, seniman dan pengrajin di Bali bekerja di bawah adat, budaya ,seni dan kepercayaan leluhur. 
Umumnya para seniman tidak memiliki banyak ruang untuk ekspresi pribadi, sebagai desain atau kreasi mereka mengikuti pedoman estetika dan agama Hindu . Dengan kedatangan seniman Eropa pada awal abad ini, Budaya dan seni Bali mulai berubah, dan seniman lokal mulai mengembangkan seni gaya Bali masing-masing. 

 SENI & SENITARI  DI BALI


SENI LUKIS KAMASAN.Sampai awal abad ini, bentuk seni lukisan yang dominan adalah penggambaran epos Hindu oleh pelukis dan ilustrator disebut 'Sangging'. Selain lukisan representasional besar, 'Sangging' juga diharapkan untuk menghiasi segala sesuatu dari labu, altar kayu, kapal bambu, sandaran kepala untuk kamar tidur pangeran dan khususnya untuk menggambarkan hiasan dinding astrologi di atas kertas kulit atau kain.Tidak sampai awal 1900-an yang mempengaruhi Barat mencapai Bali. Penggunaan simbol Asia dalam karya, antara lain, Paul Gauguin, Toulouse Lautrec dan Camille Pissaro, menciptakan sebuah tren baru untuk pelukis seni dan Eropa Asia-dipengaruhi mulai bergerak ke Bali. ketenaran Ubud untuk seni dapat ditelusuri kedatangan pelukis Jerman Walter Spies dan pelukis Belanda Rudolf Bonnet.Sekarang ada berbagai gaya seni yang berbeda, beberapa diantaranya adalah: Ubud, Batuan, Keliki, Pengosekan dan Young Artists (banyak dari Artis muda, pada waktu sekarang berumur lebih dari 70 tahun). 
GAYA UBUD 
Dipengaruhi oleh penggunaan materi Barat perspektif dan kehidupan sehari-hari subjek, gaya Ubud adalah salah satu yang paling 'ekspresionis' dari semua sekolah seni Bali. Meskipun demikian, seni Ubud tetap mempertahankan fitur tradisional, termasuk perhatian terhadap detail dan karakter yang sangat bergaya. 
GAYA BATUAN 
Berbasis sangat Wayang , gaya seni ini merupakan representasi kehidupan budaya Bali, seni dan budaya Bali mengisi  setiap sudut dan celah dari kanvas. 
GAYA KELIKI 
Seni Keliki sangat mirip dengan Gaya Lama Batuan dengan satu pengecualian yaitu ukuran ; 20cm sedangkan Keliki berukuran  15cm. Mereka berisi adegan karakter Rahwana dan Mitos Ramayana terlibat dalam pertempuran, baik lawan jahat, pada latar belakang jahat. 
GAYA PENGOSEKANDari desa ini, di pinggiran Ubud, sebuah gaya baru bermunculan ,seni ukir batu yang terkonsentrasi pada hanya beberapa komponen alami seperti burung, serangga, kupu-kupu dan tanaman.

SENI UKIR BATUseni ukiran batu yang terutama digunakan untuk menghias kuil dan istana. Ada sedikit perbedaan antara candi ikonografi dekorasi dan gedung-gedung swasta.Gerbang yang merupakan garis pemisah antara dunia dalam dan luar dan dengan demikian merupakan penerima dari beberapa ukiran batu yang paling fantastis. di Bali ukiran batu adalah desa Batubulan, terletak di tengah antara kota Denpasar dan Ubud. 

SENI UKIRAN  KAYUKayu ukiran, seperti seni ukiran batu, secara tradisional telah ditampilkan sebagian besar dalam arsitektur kuil dan istana. Diukir rapi setan dan makhluk mitos menghiasi pilar, panel pintu, dan daun jendela ambang jendela dengan tujuan melindungi bangunan dari penyusup jahat. Adegan tokoh legendaris ditempatkan dalam dekorasi bunga sehingga lebih harmonis dan menyenangkan .Dengan kedatangan pengaruh Barat, ukiran kayu mulai mengembangkan ukiran yang lebih inovatif dan komersial. Desa-desa sehari penuh mengkhususkan diri dalam memproduksi gaya pekerjaan tertentu. Desa Mas, dekat Ubud, mungkin yang paling dikenal untuk ukiran atas sosok perempuan, Buddha, karakter dari epik Hindu dan Topeng Wayang Wong tradisional dan masker. 

TekstilSalah satu hal lain tentang Bali adalah beragam kain dan bahan yang  terlihat di seluruh pulau Bali . Namun, hanya sebagian kecil di antaranya berasal dari Bali.banyak baju batik dan sarung tersedia di mana-mana terutama diimpor dari Jawa.Bali, bagaimanapun, memiliki tekstil sangat kaya seni sendiri. Kain Songket indah yang dikenakan oleh para penari tradisional Bali adalah contoh yang baik. Dalam Songket, emas dan perak benang yang ditenun menjadi kain untuk membuat motif kompleks burung, kupu-kupu dan bunga.Endek, atau ikat pakan, adalah metode lain yang umum digunakan di Bali. Dalam tenun ikat pakan, benang pakan yang dicelup untuk membuat desain dan kemudian ditenun dengan benang lungsin polos. Bentuk paling umum dari tenun untuk dilihat di Bali adalah Geringsing, atau double-ikat, dan mungkin yang paling dicari dan sangat mahal. Ini adalah lungsin dan benang pakan yang dicelup dengan desain terakhir mereka sebelum dijalin bersama. Teknik tenun hanya bisa ditemukan di desa kecil Bali Aga Tenganan di Bali Timur. 
SENDRATARI & DRAMA

Budaya Tari dan drama secara adat memainkan peran penting dalam masyarakat budaya Bali. Melalui media budaya dan seni ini, orang belajar tentang kisah Ramayana, Mahabarata dan cerita-cerita epik lain dari sejarah Bali. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari beberapa seni drama terkenal lebih-tarian yang bisa dilihat pada pertunjukan rutin, di seluruh Bali.Baris 

Ini adalah tarian pejuang. Hal ini biasanya dilakukan oleh pria, baik solo atau dalam kelompok lima atau lebih.Barong & Rangda 
Hal ini pada dasarnya cerita tentang perjuangan antara yang baik dan yang jahat.Baik dipersonifikasikan oleh Barong Keket, makhluk aneh dan bersenang-senang dalam bentuk singa naga-. Kejahatan diwakili oleh Rangda, penyihir.Kecak 
Tari Kecak  paling terkenal dari tarian Bali, Kecak berasal dari tari Sanghyang paduan suara, yang menyanyikan sebuah iringan khas 'kechak-kechak'. The Kecak sebagai tarian yang dikembangkan pada tahun 1930 di desa Bona.
Legong 
Tarian ini menceritakan tentang Putri Rangkesari yang ditawan terhadap dirinya akan oleh Raja Lakesmi. Rangkesari saudara, Pangeran Daha, mengumpulkan pasukan bersama untuk menyelamatkan adiknya. The Legong adalah tarian yang sangat klasik dan anggun, selalu dilakukan oleh gadis-gadis prepubescent, yang sering semuda delapan atau sembilan tahun.Sanghyang Tarian Trance 
The Dedari Sanghyang dilakukan oleh dua anak perempuan dan sangat mirip dalam gaya dengan Legong. Perbedaan utama adalah bahwa gadis-gadis yang seharusnya tidak terlatih dan dapat kemasukan pada waktu yang tepat satu sama lain, meskipun mata mereka tertutup rapat. Dalam Sanghyang Jaran, tarian anak laki-laki berjalan dan melalui api, mengendarai kuda-kudaan kelapa sawit. Hal ini sering disebut 'TARI API'. Dalam kedua tarian, mangku selalu berada untuk membantu membawa para penari keluar dari alam bawah sadar mereka  di akhir acara.Wayang Kulit  
Wayang Kulit adalah salah satu tradisi bercerita besar orang Jawa dan Bali.Pertunjukan Wayang biasanya terdiri dari orkestra 4-potongan kecil, yang menyediakan iringan musik, sekitar 'boneka' 60 diukir dari potongan kulit kerbau  dan Dalang, Dalang  untuk  karakter yang baik biasanya berbicara dalam kuno 'Kawi' sedangkan karakter jahat  berbicara kasar bahasa Bali.



Bali Art,

Bali, Pulau yang penuh dengan kesenian bahkan hampir semua kalangan tertarik dengan kesenian yang ada di bali,di zaman sekarang ini, berbisnis hasil produk kesenian memang sangat menguntungkan karena seperti air laut yang tidak pernah habis. singkat ceritanya , tantekum meminta aku memperoduksikan  hasil hasil produk yang telah ia buat lalu dengan memakai sedikit kreatifan, maka aku membuat atau mencoba memasarkan produknya lewat blog yang telah aku buat ini.
Dan hasilnyapun sangat mengejutkan, banyak sekali pesanan yang kami dapatkan melalui tekhik ini, dan caranyapun tidak terlalu sulit. Akupun mencoba membuat sebuah produk baru dengan...mencampurkan sentuhan barat, tetapi masih terlihat ke asrian balinya,
Wow.... ini adalah hal yang sangat menguntungkan hasil produk ini seperti bom(meledakkkk)
Ini adalah salah satu contoh produk buatan bali yang sudah menyebar di seluruh mancanegara
dengan keuntungan yang mungkin bisa dapatkan sebanyak-banyaknya mungkin kah anda masih menggeluti usaha yang yang kurang menguntungkan

Selain contoh barang di atas tersebut, kami juga memiliki produk lain yang tidak kalah menariknya,
berikut adalah foto-fotonya,





jika anda berminat menggeluti usaha ini, dan ingin mengadakan kerjasama dengan kami, anda bisa hunbungi lewat Email di bawah ini

Atau hubungi No:081-558-699-661

Dan anda bisa mengirim komentar langsung ke blog ini..
atau bisa memberikan contoh produk yang anda ingin buatkan 
kami bisa menerima pesanan anda dengan produk yang anda inginkan karena produk kami mungkin kuarng bagus menurut anda,,...karena ini adalah awal permulaan bagi saya untuk mengembangkan bisnis yang baru
Selamat berbisnis!!!
dan terimakasih atas kunjunganya...


Monday, April 16, 2012

Bali Art Center

Bali Art Center known aTaman Budaya Ardha Chandra located at Kesiman sub-district, municipality ofDenpasar. More precisely is at the southern end of the Nusa Indah street of East Denpasar city. Three accesses can be taken to reach the area; one is from Sanur taking Jalan Hang Tuah from where bigger cars can enter, or from the crossroad of Jalan Gianyar and Gatot Subroto which is preferable to go with traffic flows already in line as in Indonesia including Bali the line is on the left. Third access is from west Denpasar city which are available many roads, but all are difficult due to the dense traffic, only smaller cars such as taxi or minivan are suggested to access art center from the west.


Geographically today Ardha Chandra looks lay in the center of Denpasar city, due to the extension of the east Denpasar further east, up to the border with Gianyar Regency, a distance of more than 5 km east and with the opening of beach road to the east Bali the extension of the city is even further east along the road. Before 2000 the Kecak dance was presented at one of the corner of Ardha Chandra, and due to the difficulty for bigger bus then organizer of the dance moved the stage to the new place just on the right side of main road from Sanur to Kesiman.


Taman Budaya architecturally is a complex of buildings with the main mark of a big open stage. Designed by a traditional Balinese architect Ida Bagus Pugur, opened for public in 1973. Besides the traditional open stage there are many buildings and hall constructed in Balinese architecture with finest decoration. These buildings are consisting of two types, one type is for permanent exhibition and others are for seasonal exhibition, especially duringBali Art Festival of June every year. Two buildings with the finest Bali architecture are for permanent exhibition where one can see various art of Bali from dance facilities or figures, carvings, clothing arts, paintings, and others.

In the North is located the Gedung Kriya Uccaihsrawa building where thefine arts exhibition are held. Balinese and foreign artists exhibit there. To The West of Gedung Kriya lies the two story Dewi Ratih Building, which is used during the Bali Art Festival for an architectural exhibition on the first floor and a photography exhibition on the second floor.


But the largest structure (7200 m2) by far is the giant crescent shaped Ardha Candra Amphitheater. A magnificent Candi Kurung's gates, through which the dancers enter the stage, make up the background of the performances. The atmosphere is particularly impressive during the full moon or under the light of the projectors. This theatre, completed in 1977, can hold up to 600 people. Underneath the stage, facing North, West and ticketing offices and handicraft exhibition rooms for the various regencies of the island.

To the west of Ardha Candra Amphitheater is the Ksirarnawa closed theatre, which occupies a 5850 square meter surface on two floors. The theatre can contain up to 800 people, which is located on the second floor. The first one is occupied by the offices of the Art Center, a cafeteria, and several is also used for various handicraft exhibitions, the turnover of which is increasing from year to year, and they play a large role in the increase in non oil exports. Visiting hours are 8 a.m. to 5 pm, Tuesday to Sunday.


During Bali Art Festival the whole buildings are filed with exhibition of all type of products, not only art products but also history, books, daily needs, creative products, governments departments with their duties and others. A real bustling situation during one month of the feast. The activities at the open stage even more lively, as scheduled life shows present their representatives from traditional dance or drama or pantomime from Bali, other Indonesian provinces and foreign participants. Loyal foreign participants so far such as India, Thailand, USA, France, Australia, Japan, and Korea. New country such as Vietnam and Cambodia have also actively participating.

The most interesting moment is during the opening of the art festival, which is always started from Puputan City square with procession of dances, music, decorations, marshal art and others, finishing at Renon city square where invited high officials and foreign officials are waiting in a temporary set up Bali traditional pavilions with thatched roof. Along the way the procession which consist of various artists show their actions or dance catch up by many TV stations or journalists. The procession usually started at 9 pm and finishes 12 noon marking the start of a month long art festival. The livelihood of the situation can be seen both at the exhibition and at the open stage starting from the night of the opening ceremony with the procession.

Every evening or night has been scheduled the turn of each representative to present their show which is normally has been confirmed long before the event. During the day the open stage also not always rest, but sometimes the school or universities will fill with many activities such as life drum band, drama or any other art activities they can present. Beside normal show there are also kinds of competition among the same traditional music of Bali such as Gong, and the winner will be given the appreciation. It is a pity that Dinas Kebudayan Provinsi Bali is still not yet develops despite the fact of the modern technology that already freely available in Bali with cheap price.


This situation making the information about Bali Art Festival is not yet widely known by the people. Although the people know that the art festival is organized regularly every year during June, but detailed information on the activity schedule is hard to find. It is probably lack of professional manager or staff that has made this big job never known by most of the visitors to Bali and even by tour organizers.


Bali Art Center Map